2.500 Proposal PKM Disetujui DIKTI

Satu tahap Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) telah dimulai. Sebanyak 2.500 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) disetujui Dikti. Masing-masing menerima dana hibah dengan nilai rata-rata enam juta rupiah. Jika lolos seleksi berikutnya, akan berlaga dalam Pimnas di Unissula, Juli 2008.

Adakah rahasia agar proposal diterima?

Pembantu Rektor Unnes Drs Masrukhi MPd mengungkapkan, unsur kreativitas memiliki bobot nilai tinggi. “Ini mesti mengandung muatan kreativitas dan menyajikan konsep baru yang belum dikenal khalayak,” ujarnya. Tahun ini Unnes berhasil meloloskan 228 judul. Masrukhi mengatakan keberhasilan tersebut merupakan buah strategi yang disusun sejak lama. Bagi Unnes, Pimnas adalah proyek besar. Segenap sumberdaya dikerahkan. Untuk mendampingi mahasiswa, dibentuk Tim Pembina LKTM yang diketuai Drs Tommi Yuniawan MSi. Anggotanya dosen perwakilan fakultas yang memiliki jam terbang tinggi dalam bidang penelitian. Tugasnya memberi pelatihan, mendampingi, sekaligus membantu mahasiswa. “Kami fasilitasi semua keperluan mahasiswa, termasuk kami menyewakan komputer,” ujar Tommi.

Tommi menyatakan minat mahasiswa Unnes dalam meneliti cukup besar. “Budaya meneliti sudah terbentuk, tugas kita membumikan saja,” ujar alumnus UGM ini.
Banyaknya kelompok studi mahasiswa menjadi indikasi budaya meneliti sudah mapan di kampus jelmaan IKIP Semarang ini. Kelompok studi ini menjadi motor penggerak persiapan Pimnas.

Mereka adalah Technic Research Club dan Creativity Research Club (Fakultas Teknik), Link Art (FBS), Study Scientific Club (FMIPA) Kelompok Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (FE). Tak bisa dinafikan pula peran UKM Rekayasa Iptek (Riptek) sebagai kelompok studi tingkat universitas.
UKM yang bermarkas di kompleks Joglo ini berperan sebagai think tank. Menurut pegiatnya Rangga Asmara, mereka melakukan analisis model proposal, baik yang diterima maupun ditolak. “Tim kami melakukan identifikasi, yakni sebab-sebab proposal diterima. Demikian pula yang ditolak, ditelaah kira-kira apa kekurangannya.”

Dari kajian tersebut, disusun suatu “pola proposal” yang dimaui Dikti. Selanjutnya model tersebut dijadikan semacam standar penu-lisan. Rangga yang juga pegiat pers mahasiswa pun berbaik hati “membocorkan” rahasia tersebut.
PKM terdiri atas lima jenis, yakni bidang kewirausahaan (PKMK), penerapan teknologi (PMKT), penelitian (PKMP), pengabdian masyarakat (PKMM), dan penulisan karya ilmiah (PMMI). Masing-masing memiliki rahasia sendiri.
“Yang utama adalah kelengkapan infrastruktur proposal. Setiap komponen harus lengkap. Misalnya ada kerjasama dengan suatu institusi, maka surat perjanjian kerjasama harus dilampirkan,” ujarnya.

Beternak Proposal

Siapa bilang Dikti tak lihai mencetak wirausahawan ulung? Buktinya, dari ajang PKM ini bermunculan ide-ide kreatif mahasiswa untuk berwirausaha. Simak saja rencana Zulfikar dari IKIP PGRI Semarang.
Mahasiswi asal kota kripik Purwokerto ini akan membuat wirausaha bakso urat dari rumput laut. Niat itu pun direspon Dikti dengan hibah modal usaha enam juta rupiah melalui PKM Kewirausahaan (PKMK).

Total ada 625 proposal PKMK dari perguruan tinggi seluruh Indo-nesia yang didanai Dikti. Jenis usaha yang ditawarkan bersifat kreatif. Namanya juga buatan mahasiswa. Bayangkan saja, ada proposal berjudul Es Krim Cincau Goreng Aneka Rasa. Itu buatan Nia Rahmasari dari Universitas Negeri Jakarta. Seperti apa rasanya es krim goreng, tunggu saja sampai usaha itu jadi.

Adapun Ferina Wijayanti dari UNY telah berancang-ancang membuka usaha pembuatan shuttle cock dari sabut kelapa. Mudah-mudahan itu bisa mengembalikan kejayaan pebulutangkis Indonesia di kancah All England, Piala Uber maupun Piala Thomas.

Harapannya, PKMK yang digelar saban tahun itu mampu memantik minat mahasiswa berwirausaha. Andai saja setengah dari penerima hibah berhasil mentas menjadi wirausaha beneran, negeri ini akan penuh sesak oleh pengusaha-pengusaha mumpuni.

Namun, namanya juga wirausahawan, tentu cerdik mencari peluang. Saat sektor riil lesu, pindah ke yang lebih menjanjikan. Di antaranya dengan cara beternak proposal.

(sumber : suara merdeka, 15 Maret 2008)